MORFOSTRATIGRAFI SUNGAI
CODE BAGIAN SELATAN JEMBATAN TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Nico Andreas
Nainggolan
(11/314056/TK/38033)
Teknik Geologi
UGM
I.
PENDAHULUAN
Penelitian
morfostratigrafi kuarter penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan proses
geologi dan pengaruhnya terhadap pembangunan serta pengembangan suatu daerah
yang berada dalam endapan kuarter. Daerah penelitian berada dalam bentang alam
fluvial yaitu sungai Code, tepatnya di sebelah selatan Jembatan Teknik UGM
(Universitas Gadjah Mada). Titik kordinat berada di UTM 430612-9141910. Sungai
Code merupakan bagian aliran dari sungai Boyong di hulu. Pada awalnya peneliti
membuat hipotesa bahwa sungai Code merupakan sungai teranyam (braided stream) yang berubah menjadi
sungai berkelok (meander stream).
Penelitian dilakukan dengan metode pengamatan langsung di lapangan. Dalam
pengamatan di lapangan banyak sekali hal yang bisa dipahami dengan menerapkan
salah satu hukum geologi yang dicetuskan oleh James Hutton yaitu The Present is the Key to the Past.
II.
MORFOSTRATIGRAFI
Secara
harafiah kata morfostratigrafi berasal dari bahasa yunani yaitu morpho yang
berarti geometri, dan stratigraphy ( strata dan graheic ) strata artinya
lapisan dan grpheic artinya grafik. Berdasarkan kata tersebut dapat disimpulkan
bahwa morfostratigrafi merupakan pembagian atau pengelompokan bentukan alam
berdasarkan bentukan morfologinya. Pembentukan morfologi pada suatu waktu akan
menjelaskan sejarah dan prosesnya. Seiring proses yang berlangsung terus menerus
dalam skala waktu bisa saja terjadi proses berbeda dan menghasilkan bentukan
morfologi yang berbeda di tempat yang sama.
III.
MORFOSTRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN
Daerah
penelitian berada di bagian selatan jembatan teknik UGM dengan dimensi panjang
sungai ±75 m dan lebar sungai 15 m, stadia sungai dewasa. Di bagian utara terdapat aliran sungai,
bagian barat terdapat gedung SD (Sekolah Dasar), di bagian timur terdapat kebun
warga dan di bagian selatan terdapat aliran sungai. Morfologi bentang alam
fluvial yang terlihat di daerah penelitian adalah chanel bar, point bar. Selain morfologi yang dibentuk oleh alam
tersebut, terdapat juga bentukan morfologi hasil konstruksi keteknikan. Sungai
telah direkonstruksi untuk keperluan keteknikan dengan tujuan mengatur pola
aliran sungai agar tidak terjadi bencana banjir di daerah dataran banjir.
Morfologi bentang alam fluvial yang tidak terlihat setelah dilakukan
rekonstruksi keteknikan adalah tanggul alam (natural leave), dataran banjir, dan lain lain. Dibawah ini akan
dijelaskan morfostratigrafi daerah penelitian.
Dari
hasil pengamatan di lapangan, banyak terlihat endapan point bar yang merupakan hasil endapan sungai bukan sekarang
(endapan sungai sebelumnya). Hal ini dapat dilihat dari tidak ada nya cut of slope sebagai penghasil endapan
pada point bar (Lihat gambar 2) . Sungai yang arah alirannya sudah
dikontrol oleh konstruksi keteknikan ini sebelumnya adalah sebuah sungai berkelok.
Hal ini dikuatkan oleh banyaknya point
bar yang dijumpai di pinggiran sungai ini. Dari segi point bar nya saja kita sudah mengetahui bagaimana morfologi sungai
ini sebelumnya.
Untuk
memperkuat bukti bahwa sungai ini dulunya adalah sebuah sungai berkelok, maka
pengamatan berlanjut ke tepian sungai yang sudah dibangun sebuah Sekolah Dasar
(SD). Di gerbang masuk SD terlihat tumpukan endapan pasir yang cukup tebal
(Lihat Gambar 3). Berjalan sedikit ke arah utara, hipotesa bahwa dulunya sungai
ini adalah sungai berkelok semakin kuat karena disini dijumpai endapan pasir
yang cukup tebal (lihat Gambar 4). Banyak penambang pasir yang sedang menambang
pasir dari singkapan tersebut untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Banyaknya
endapan pasir di tepian sungai ini menunjukkan bahwa endapan pasir ini
dihasilkan dari endapan sungai sebelumnya (sebelum dilakukan konstruksi
keteknikan/bronjong) yang belum terlalu lama karena belum mengalami litifikasi
sehingga bisa disebut sebagai endapan kuarter modern. Besar kemungkinan endapan
pasir ini adalah sebuah channel deposit.
Satu
satunya produk endapan sungai saat ini yang ditemukan di lapangan adalah adanya
bentukan channel bar. Channel bar ini terbentuk akibat adanya ground seal yang dibangun untuk mengurangi
kekuatan arus sungai (Lihat gambar 5). Berkurangnya arus sungai akibat ground seal menghasilkan sebuah channel bar disetiap ground sealnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar