Ketika
menjalani kehidupan keseharian, kita tidak bisa lepas dari listrik. Contoh yang
paling sering kita rasakan adalah menggunakan untuk listrik untuk mengisi
baterai gadget yang kita miliki. Tak
hanya gadget, untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan komputer dan menonton televisi pun kita sangat butuh listrik.
Selain listrik, dalam kehidupan sehari-hari kita juga bergantung pada BBM. BBM yang dimaksud disini adalah Bahan Bakar Minyak
bukan Black Berry Massangger loh yaa. BBM sangat diperlukan sebagai
bahan bakar kendaraan yang membawa kita ke tempat yang kita tuju. Mau pergi ke
sekolah, kantor, kampus dan liburan pun kita menggunakan alat transportasi yang
sangat membutuhkan BBM sebagai bahan bakar.
Pernahkan
kita membayangkan bagaimana jadinya ketika listrik dan BBM yang sangat kita
butuhkan ini langka dan sulit dicari? Satu hal yang pasti ketika hal itu
terjadi adalah pekerjaan kita sehari – hari akan sulit dikerjakan. Loh Indonesia kan negara yang kaya
sumber daya alamnya? Gak mungkin dong kekurangan minyak? Pertanyaan ini pasti
muncul di benak pembaca setelah membaca paragraf awal di atas.
Yup benar sekali. Indonesia merupakan negara yang kaya
akan sumber daya alam. Indonesia memiliki cakupan wilayah yang cukup luas dan
banyak menghasilkan sumber daya alam yang begitu berlimpah ruah. Tapi jangan
lupa manusia yang hidup di Indonesia juga banyak banget. Semua manusia yang
hidup di bumi Indonesia juga harus bisa menikmati semua kekayaan itu. Dan
apakah dengan adanya pernyataan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan
sumber daya alam berarti bahwa Indonesia adalah negara kaya minyak?Tunggu dulu.
Untuk hal yang satu ini kita perlu review
beberapa fakta peristiwa yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Tujuh
tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2008, Indonesia keluar dari keanggotaan
OPEC (Organisation of the Petroleoum Exporting Counteries) yang merupakan
organisasi negara-negara di dunia pengekspor minyak. Hal ini dilakukan pemerintah Indonesia karena
pasokan minyak dalam negeri tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sehingga Indonesia harus impor minyak dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Dari peristiwa itu saja dapat kita simpulkan bahwa agak salah jika kita tetap mengatakan bahwa
Indonesia adalah negara kaya minyak.
Indonesia sekarang ini hanya mampu memproduksi minyak
sekitar 700.000 barrel minyak per hari sedangkan kebutuhan akan minyak di
Indonesia sekitar 1.500.000 barrel per hari. Angka konsumsi minyak ini
diprediksi akan bertambah dari tahun ke tahun. Mau tidak mau Indonesia harus
segera menggenjot eksplorasi minyak secara besar-besaran.
Selain dengan menggenjot eksplorasi minyak secara
masif, masyarakat Indonesia perlu menyadari keadaan genting ini. Pola konsumsi minyak di Indonesia yang
terbilang boros juga banyak menyumbang tingginya peningkatan konsumsi minyak di
Indonesia. Jangan sampai pola konsumsi yang boros ini menjadi budaya masyarakat
Indonesia. Hal ini akan membawa dampak yang sangat tidak baik untuk negara ini.
Emang pola konsumsi yang boros itu gimana sih? Yang
boros itu misalnya seperti mungkin tetangga sebelah anda atau anda sendiri yang
TV nya selalu nyala sampai pagi padahal gak ada yang nonton. Salah satu contoh
boros lainnya yang tidak disadari oleh masyarakat di Indonesia adalah pada saat
antri isi bensin di SPBU. Coba aja deh pergi ke pom bensin terdekat di siang
hari. Pasti anda akan melihat kendaraan yang sedang ngantri untuk isi bensin
dan coba dilihat pasti kebanyakan dari yang ngantri tidak mematikan
kendaraannya pada saat mengantri.
Setelah melakukan survei di beberapa SPBU yang ada di
Yogyakarta, ternyata hasil surveinya adalah dari 10 motor yang ngantri, hanya 2
motor yang mematikan kendaraannya. Dan saat ditanya mengapa tidak mematikan
kendaraan, 7 dari 8 pemilik motor memberi alasan lupa. 1 pemilik motor lainnya
memiliki alasan masih cukup jauh jaraknya dari pompa sehingga tetap dinyalakan
karena capek mendorong. Ketika 2 kendaraan yang mematikan motor pada saat
ngantri ditanya mengapa mematikan kendaraannya, keduanya menjawab supaya irit
bensin.
Lupa mematikan kendaraan pada saat antri di SPBU
adalah hal yang lumrah dan manusiawi. Namun sebenarnya hal ini bisa juga
disebabkan karena banyak orang yang tidak sadar akan krisis energi saat ini.
Untuk alasan jauh dari pompa masih bisa dimaklumi namun pengendara ini juga
akan turun dan mendorong motornya kalau dia tau bahwa Indonesia saat ini sedang
krisis energi (dalam hal ini minyak). Memangnya ada efeknya kalo motornya
dimatikan? Pasti ada dong. Andai saja kendaraan ini dimatikan pada saat antri
di SPBU, si pemilik motor sebenarnya
bisa menghemat pengeluarannya untuk BBM dan dapat membantu negara menghemat
penggunaan bahan bakar fosil di negara ini.
Coba dibayangkan
saja berapa pom bensin yang ada di kota kita? Setelah itu tinggal dikalikan
saja jumlah SPBU dan jumlah kendaraan yang tidak dimatikan pada saat mengantri
BBM di SPBU? Dari jumlah itu kita bisa membayangkan berapa jumlah BBM yang harusnya
bisa kita hemat hanya dengan mematikan kendaraan pada saat antri BBM di SPBU.
Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian yang detail akan hal ini. Penelitian
yang dimaksud adalah untuk mengetahui berapa banyak angka yang sebenarnya dapat
dihemat oleh negara ini.
Dari survei di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
adanya pengendara yang lupa mematikan kendaraan pada saat ngantri di SPBU
sebenarnya adalah hal yang lumrah karena pengendara kendaraan tersebut tidak
tahu bahwa BBM di Indonesia sekarang ini dalam keadaan kekurangan. Mungkin
diperlukan suatu terobosan baru untuk memberikan informasi keadaan minyak
sekarang kepada pengendara yang akan mengisi BBM di SPBU yaitu dengan cara
memasang plang tulisan di depan SPBU yang bertuliskan “Matikan Mesin Dan Dorong Motor Mu !!! (Indonesia Krisis Minyak)”.
Tulisan
ini terutama ditujukan kepada pengendara sepeda motor yang akan mengisi BBM di
SPBU. Dengan adanya tulisan ini diharapkan setiap pengendara motor yang
mengantri BBM di SPBU tersentuh hatinya untuk mematikan motornya. Sehingga pola
konsumsi minyak di Indonesia dapat terkontrol dengan baik dan penggunaannya
semakin menjadi lebih efektif.
Sebenarnya dengan adanya tulisan ini, masyarakat
merasa terbantu dalam mengetahui keadaan
minyak di Indonesia. Dan ketika ada kebijakan pemerintah yang akan menaikkan
atau menurunkan harga minyak, masyarakat jadi lebih tau secara transparan dan
diharapkan dapat mengurangi demonstrasi yang sering tidak tertib karena
kenaikan harga BBM. Hanya dengan memasang tulisan ini di setiap SPBU, kita
dapat menghemat secara besar-besaran dan membantu mencerdaskan kehidupan bangsa
secara regional pula.
Jika hal ini berhasil nantinya, mungkin metode ini
bisa dijadikan sebagai pengontrol konsumsi energi di bidang lain. Misalnya
dalam mengontrol perilaku masyarakat terhadap pemakaian listrik, pengembangan
energi terbarukan, dan yang lainnya. Dengan adanya perhatian pemerintah dalam
menerapkan metode ini semoga manusia Indonesia semakin cerdas dalam mengonsumsi
energi untuk kehidupan manusia (anak,cucu) di masa depan.
Tulisan ini juga bisa dibaca di link berikut :
http://writingcontest-total.bisnis.com/artikel/read/20150330/404/417484/matikan-mesin-dan-dorong-motor-mu-indonesia-krisis-minyak
Tulisan ini juga bisa dibaca di link berikut :
http://writingcontest-total.bisnis.com/artikel/read/20150330/404/417484/matikan-mesin-dan-dorong-motor-mu-indonesia-krisis-minyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar